Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Selasa, 26 April 2011

WATAK LAMPU PIJAR

WATAK LAMPU PIJAR
A. Tujuan
Menentukan watak lampu pijar
Watak hubungan antara V dan R
Watak hubungan antara V dan I
Watak hubungan antara V dan W

B. Dasar Teori
1. Teori Macam-macam Lampu
a. Lampu Pijar
Lampu pijar listrik terdiri atas kawat wolfram kecil yang digulung menjadi spiral. Kawat spiral ini disebut filament lampu. Filament ini berpijar sampai berwarna putih ketika arus mengalir melaluinya. Dalam keadaan pijar banyak cahaya dan panas yang dipancarkan. Tungsten dipakai sebagai filament sebab memiliki suhu lebur yang tinggi (3400 0C) sehingga dapat menahan nyala berwarna putih tanpa melebur. Filament akan cepat terbakar di udara, karena bola lampu di isi dengan gas argon dan gas nitrogen, yakni gas-gas yang tidak bereaksi dengan logam panas.
b. Lampu TL
Lampu TL terdiri atas sebuah tabung yang hampir hampa diberi gas neon atau uap raksa. Dilengkapi juga dengan balast dan starter. Balast merupakan kumparan dengan inti besi, berfungsi menaikkan tegangan. Starter merupakan lampu pijar yang dapat membuka atau menutup aliran listrik.
Pada ujung-ujung tabung terdapat elektroda. Antara dua elektroda diberi beda tegangan cukup tinggi yang berguna untuk menimbulkan loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api itu dapat merangsang uap raksa yang ada di dalam tabung sehingga memancarkan suatu cahaya ultraviolet. Cahaya itu mengenai dinding tabung bagian dalam yang dilapisi suatu zat. Zat itu berpendar kalau terkena sinar ultraviolet.

2. Teori alat yang digunakan
a. Amperemeter
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu.
Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah amperemeter. Ciri sebuah amperemeter adalah adanya huruf A pada daftar skala alat itu. Cara pemakaiannya, amperemeter dipasang seri dalam suatau rangkaian.
b. Voltmeter
Beda potensial atau tegangan diberi lambang V, singkatan dari voltase yang artinya tegangan. Beda potensial adalah banyaknya energi untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari suatu titik ke titik yang lain dalam kawat penghantar.
Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah voltmeter. Cara menggunakanya, voltmeter dipasang paralel dengan sumber listrik yang akan diukur beda potensialnya, juga alat listrik yang akan diukur tegangannya.

Hubungan Kuat Arus dengan Tegangan
Seorang berkebangsaan Jerman bernama George Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1826 berhasil menemukan hubungan antara besarnya beda potensial dan besarnya kuat arus yang mengalir. Ia mendapatkan hubungan itu dengan mengandaikan bahwa sifat-sifat aliran panas pada suatu penghantar.
Selanjutnya ia menyimpulkan dalam suatu pernyataan yang dikenal dengan hukum Ohm yang berbunyi: “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu jika suhu penghantar tetap”.
Persamaannya:
V = I . R
R merupakan faktor perbandingan yang besarnya tetap untuk suatu penghantar tertentu, pada suhu tetap. Untuk hambatan penghantar lainnya, R mempunyai nilai yang berbeda.
Untuk beda potensial yang tetap, dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Apabila R diperbesar, kuat arusnya menjadi lebih kecil
• Apabila R diperkecil, kuat arusnya menjadi lebih besar.
Faktor tetap R pada suatu penghantar disebut hambatan listrik penghantar.
Persamaan V = I . R dapat ditulis:
R = V / I
Daya listrik adalah banyaknya energi listrik tiap stusn waktu. Usaha listrik untuk memindahkan muatan q pada beda potensial V adalah:
W = q . V
W = V I t
di mana V = I R sehingga
W = I2 Rt atau W = V2 / R t
c. Tahanan geser
Tahanan atau hambatan (R) adalah hasil bagi beda potensial (V) antara ujunh-ujung penghantar dan kuat arus (I) dalam penghantar itu.
Ada dua cara menentukan nilai hambatan suatu penghambat, yakni:
• Dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter untuk mengukur nilai beda potensial serta arusnya.
• Mengukur langsung dengan alat ohmmeter, biasanya ada pada avometer atau multitester. Multitester dapat digunakan untuk mengukur beda potensial, kuat arus dan hambatan.
Tahanan geser merupakan jenis dari penghambat nikelin atau nikrom yang digunakan untuk mengubah arus dalam rangkaian. Arus listrik harus melalui gulungan kawat ketika mengalir dari A ke B. dengan menggeser letak tombol kontak, panjang gulungan kawat akan berubah sehingga nilai hambatan berubah.

C. Bagan







D. Alat dan bahan
1. Lampu pijar
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Tahanan geser
5. Kabel – kabel penghubung

E. Pelaksanaan
Setelah alat – alat dipasang dan telah diperiksa maka percobaan kita mulai pelaksanaannya:
1. Kontak geser G kita letakan paling kiri
2. Kontak geser G kita gerakan kearah kanan hingga potensial dan kuat arus listrik, lampu semakin terang, G ditempatkan hingga alat ukur tidak melampaui batas ukur
3. Kemudian kontak G digeser ke kiri hingga potensial turun dan lihat perubahan kuat arus. Hal ini kita lakukan lagi sehingga beda potensial sekecil – kecilnya.
4. Kontak geser G geser kearah kanan sehingga poetnsial naik dan lihat arah perubahan kuat arus dan dalam melakukannya harus mengikuti peraturan nomor 2 diatas
5. Catat perubahan volume dan I dalam tabel
6. Ulangi percobaan pijar ini untuk lampu pijar yang lainnya.

F. Perhitungan
Hitung R dan W dan
Grafik
1.
2.
3.

G. Hasil Pengamatan
Tanggal Percobaan : 25 September 2010
No. Tegangan (Volt) Kuat arus (Ampere) Hambatan (Ohm) W (Watt)
1. 0,06 0,05 1,20 3 . 10-3
2. 0,09 0,06 1,50 5,4 . 10-3
3. 0,13 0,09 1,44 11,7 . 10-3
4. 0,16 0,11 1,45 17,6 . 10-3
5. 0,22 0,14 1,57 30,8 . 10-3
6. 0,30 0,18 1,67 54 . 10-3
7. 0,38 0,22 1,73 83,6 . 10-3
8. 0,42 0,26 1,62 109,2 . 10-3
9. 0,54 0,30 1,80 162 . 10-3
10. 0,88 0,40 2,20 352 . 10-3

H. Grafik


































I. Daftar Pustaka
Taranggono, agus. Dkk.,1999.”Sains Fisika, 1b”. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kamajaya, dan Linggih, suardhana. 1988. ”Fisika”. Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Kanginan, martheen. 1995. ”Fisika, 1c”. Jakarta: Erlang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar